METODE PEMBELAJARAN DARING DALAM MENGATASI PERILAKU INSECURE PADA REMAJA

 


METODE PEMBELAJARAN DARING DALAM MENGATASI PERILAKU INSECURE PADA REMAJA


Diajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah menulis 

yang diampu oleh :


Dr.  Isah Cahyani M,P.d.  



          disusun oleh : 

  1. Christy A. Gintka Putri (2100514)

  2. Devi Kusumaningrum O.P (2105809)

  3. Elisa Benita Saragih (2106229)

  4. Tazkiya Ishmata Amrina (2102164)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022








KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran Daring dalam Mengatasi Perilaku Insecure Pada Remaja” dapat diselesaikan dengan baik.

Proposal ini terdiri atas pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan penutup. Pada pendahuluan disajikan latar belakang, rumusan masalah, makna dan tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Kemudian tinjauan pustaka mengupas mengenai insecure, penyebab insecure, dan dampak dari insecure. Terakhir, penutup berisi daftar pustaka.

            Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal ini banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, selayaknya penulis menyampaikan ungkapan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk perbaikan makalah pada masa mendatang. Semoga proposal ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.


























Bandung, 17 April 2022



Penulis






DAFTAR ISI 


Kata Pengantar……………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..

1.3 Makna dan Tujuan Penelitian……………………………………………………………

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………….

2.1 Insecure………………………………………………………………………………….

2.2 Penyebab Insecure……………………………………………………………………….

2.3 Dampak dari Insecure…………………………………………………………………….

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
























BAB 1

PENDAHULUAN 


1.1 Latar Belakang 

Pembelajaran sistem daring, merupakan istilah baru di dunia pendidikan. Istilah tersebut mulai didengar dan menjadi hal biasa setelah pandemi Covid 19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Semenjak ada warga negara Indonesia terpapar Virus Corona maka pada tanggal 15 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengeluarkan Mendikbud dalam Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020  mengemukakan bahwa kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun kampus perguruan tinggi menggunakan metode daring (dalam jaringan) alias online. Sistem pembelajaran daring juga sebagai sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online menggunakan jaringan internet. Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia.


Dalam pembelajaran daring ini banyak murid yang merasa insecure karena kurang memahami pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Akibatnya siswa menjadi sulit memahami peta pembelajaran, mengantisipasi respon, dan sulit mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya. Selain dari itu insecure dapat berdampak buruk pada kesehatan mental baik dari kurangnya kepercayaan diri, kecemasan, dan keraguan dalam berpendapat. Sehingga jika disimpulkan Insecure dapat membuat seseorang sulit percaya pada dirinya sendiri.



1.2 Rumusan masalah

  1. Apa penyebab remaja insecure dalam pembelajaran daring ? 

  2. Bagaimana cara mengatasi perasaan insecure dalam pembelajaran daring ?


1.3 Makna dan tujuan penelitian

  1. Mengetahui penyebab remaja insecure dalam pembelajaran daring 

  2. Mengetahui cara mengatasi perasaan insecure dalam pembelajaran daring


1.4 Manfaat penelitian

  1. Meningkatkan pemahaman dalam perasaan insecure yang berkaitan dengan pembelajaran daring

  2. Dapat menghasilkan metode yang tepat dalam pembelajaran daring

  3. Membantu menyelesaikan permasalahan perasaan insecure pada remaja dalam pembelajaran daring

  4. Meningkatkan kepercayaan diri bagi para remaja saat melakukan pembelajaran daring






BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Insecure 

   Insecure adalah rasa cemas ataupun ketakutan terhadap lingkungan sekitar sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap kondisi diri sendiri. Insecurity atau bisa dikatakan sebagai perasaan tidak aman. Ketidaknyamanan ini bisa terjadi saat seseorang merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu. Saat merasa tidak aman, seseorang cenderung hidup dalam ketakutan. Akibat yang ditimbulkan adalah seseorang bisa menjadi takut berinteraksi dengan orang lain. Padahal interaksi merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.


 Menurut Greenberg dalam tulisannya, sebagai manusia setiap orang pasti akan merasakan perasaan Insecure. Perasaan Insecure dalam takaran sedikit termasuk baik untuk individu, contohnya adalah dapat membantu perkembangan diri seseorang dengan memandang bahwa kita mampu mencapai sesuatu yang jauh lebih tinggi dari apa yang kita bayangkan sebelumnya. Namun tidak sedikit pula individu yang mengalaminya setiap saat sehingga mengganggu kesehariannya. Perasaan Insecure berkepanjangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, mulai dari fisik (seperti kelelahan yang berkepanjangan) bahkan mental (depresi). Salah satu faktor yang diduga cukup kuat dalam mempengaruhi motivasi belajar adalah adanya gangguan yang dialami individu, baik secara fisik maupun psikologis yang membuat individu merasa tegang dan tertekan dalam menjalani aktivitasnya. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera), dan faktor Psikologis yaitu psikologis berhubungan dengan aspek-aspek kecemasan (insecure) yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.  (Syamsu Yusuf, 2009: 23)


       Kecemasan menurut Taylor (2006) adalah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa tidak aman. Perasaan yang tidak menyenangkan umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Apabila tingkat kecemasan yang terlalu tinggi akan menyebabkan reaksi emosional yang tinggi dan pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas belajar pembelajaran secara online. Kondisi ini menjadikan pentingnya pengendalian atas kecemasan yang terjadi sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan motivasi dalam melakukan pembelajaran secara online (Rahman, 2020).








2.2 Penyebab insecure 

Hasil penelitian Hardani (2020) menemukan bahwa pemicu kecemasan siswa selama pembelajaran daring antara lain kesulitan memahami materi, kesulitan mengerjakan tugas-tugas, ketersediaan dan kondisi jaringan internet, kendala teknis, dan kekhawatiran akan tugas selanjutnya. Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara terus-menurus dapat menyebabkan stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan akademik pada mahasiswa dapat menjadi bagian stres yang dialami oleh mahasiswa. Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Setiap manusia mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (Smeltzer & Bare, 2008 dalam Bingku, T.A dkk, 2014). Stres akademik merupakan tekanan mental dan emosional, atau tension, yang terjadi akibat tuntutan kehidupan kampus (Simbolon, 2015). Sumber stres akademik meliputi : situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ngada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan (Davidson, 2001 dalam Purwati, S. 2012). Pada tingkat stres yang sedang sampai dengan berat dapat menghambat pembelajaran. 


2. 3 Dampak dari Insecure:


  • Merasa rendah diri

  • Mengalami takut berlebihan

  • Tidak mau keluar dari zona nyaman

  • Dan sering membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan


Tentunya masih ada banyak dampak buruk lainnya yang dapat terjadi, tergantung bagaimana seseorang menanggapi perasaan tersebut.














BAB III

METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian kami menggunakan penelitian secara kualitatif dengan menggunakan kuesioner untuk anak remaja. Di mana dalam hasil penelitiannya terdapat 50% remaja sering merasa insecure dalam pembelajaran daring, dan 50% remaja pernah merasakan insecure saat pembelajaran daring.  Dari hasil kuesioner terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab adanya rasa insecure saat pembelajaran daring. Di mulai dari melihat teman-teman yang aktif saat pembelajaran. Misal teman yang lebih sering menjawab pertanyaan dosen, teman yang dapat berkomunikasi mudah dengan dosen karena sering aktif. Selain dari itu penyebab rasa insecure saat pembelajaran daring yaitu merasa orang lain lebih pintar dan pengetahuannya lebih luas. Merasa bahwa diri kita tidak sebanding dengan orang lain yang lebih pandai dalam ilmu pengetahuan.  hal itu merupakan penyebab adanya rasa insecure dalam pembelajaran daring. adapun hal lainnya yaitu, ketika seseorang lebih berani mengungkapkan pikirannya dalam bertemu secara langsung, tanpa adanya perasaan tidak enak terhadap orang lain. Ketika orang dapat lebih lancar dalam berbicara tanpa adanya jeda. Hal tersebut membuat remaja lebih insecure dalam pembelajaran daring, apalagi dengan adanya daring informasi yang diterima dari internet maupun dosen yang kurang jelas membuat saya kadang merasakan hal itu.


Banyak sekali pengaruh yang sering dirasakan oleh remaja dari perasaan insecure yang muncul, salah satunya  yaitu diri sendiri merasa tidak pandai, sering membandingkan kemampuan diri sendiri dengan teman-teman, merasa minder sehingga sulit memberikan tanggapan saat pembelajaran kelas berlangsung. Hal-hal seperti itu berakibat pada tingkat konsentrasi dan kurangnya semangat, sehingga fokus kita tertutup saat berjalannya  pembelajaran kelas. Kecemasan yang dialami selain menimbulkan hal buruk, ternyata mendatangkan hal baik, rasa cemas yang diakibatkan karena insecure  terkadang bisa menjadi motivasi dalam mengatasi rasa kurang percaya diri, bisa menyingkirkan  ragu dalam mengungkapkan pendapat, memotivasi diri untuk lebih percaya diri, dan bisa lebih memahami bagaimana caranya supaya lebih berani dan semakin kuat dalam pendirian sehingga menghasilkan mindset "bahwa saya bisa aktif dalam keberlangsungan pembelajaran". 


  Adapun beberapa cara untuk mengatasi rasa insecure yang dialami oleh para remaja yaitu dengan menghargai diri sendiri, perlu dijelaskan bahwa pentingnya dalam remaja untuk bisa mengapresiasi apa yang telah kita lakukan dan tidak selalu membandingkan apa yang orang lain bisa terhadap diri masing-masing. Lalu, mencoba untuk selalu bersyukur apa yang telah diberikan oleh tuhan, mendorong diri untuk lebih semangat lagi, menjadikan seseorang yang lebih dari pada kita untuk memotivasi agar bisa seperti dia bahkan lebih. Cara mengatasi dalam hal insecure yang lainnya yaitu berusaha unggul di bidang lain,  jika merasa insecure karena tidak mengerti tentang yang dipelajari, bisa untuk mencoba belajar lagi dan mencoba untuk memahaminya sedikit demi sedikit. Berusaha untuk mengikuti pembelajaran seoptimal dan sebisa mungkin tanpa harus membandingkan hasil orang lain. Lebih banyak melihat video motivasi seperti video mengenai bagaimana menjadi remaja yang berkesan, bagaimana cara memahami pelajaran dengan mudah dan lain-lain.  selian itu jangan pernah berfikir negatif tentang diri kita, kita harus berlatih melawan pikiran negatif dengan memaafkan diri sendiri. Berpikir positif sangat penting pada remaja di zaman saat ini, karena dalam media sosial banyak hal yang membuat remaja lebih overthingking. selian dari itu juga kamu bisa terbebas dari perasaan negatif, seperti rasa khawatir, rasa bersalah, dan rasa takut. Cara mengatasi perasaan insecure yang lainnya yaitu kita perlu menyadari bahwa hidup yang kita jalani ini sangatlah berharga, apalagi orang tua yang telah membiayai kita hingga saat ini. Kita perlu menyadarkan bahwa kita sangat penting di mata orang tua dan  juga harus bisa membahagiakan orang tua. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing, maka kita sebaiknya memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan yang dimiliki,  jangan hanya memandang kepada kelemahan.


Beberapa metode dalam pembelajaran yang baik dilakukan untuk mengatasi perasaan insecure yaitu diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materinya baru diberikan tugas, atau saat pembelajaran itu lebih ke santai agar siswa tidak terlalu takut dalam pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Metode lain yaitu dengan adanya Ice BreakingMasa-masa sekolah merupakan hal yang ditunggu-tunggu sekaligus membosankan. Ditunggu karena selama liburan kita gak ketemu sama temen-temen sekolah. Membosankan karena selain banyak tugas, tiap pelajaran juga bikin ngantuk, tegang, dan perasaan-perasaan gak enak lainnya, apalagi kalau udah jam-jam siang. ice breaking atau bisa juga disebut dengan ice breaker memainkan peran yang sangat signifikan bagi keberlangsungan pembelajaran, proses presentasi, maupun training. Ice breaking adalah suatu kegiatan, game, atau acara yang digunakan untuk menghangatkan pembicaraan antar peserta. Hal itu bisa meningkatkan komunikasi dan partisipasi yang merupakan faktor penting di dalam suatu kelompok, kelas, atau organisasi. Membangun suasana yang friendly, sehingga bisa lebih mudah diikuti dan dimengerti proses pembelajarannya. Hiburan bagi para peserta supaya gak jenuh dan kembali mendapatkan semangatnya. Sarana perkenalan yang asik. Dilansir dari Teaching Cornell Edu, ice breaking bisa membantu membangun hubungan antar siswa/peserta dan menumbuhkan lingkungan belajar yang produktif. Mendorong siswa untuk punya rasa saling memiliki terhadap lingkungan belajar di kelas dan sekolahnya. Mempersiapkan siswa/peserta untuk ke jenjang yang lebih tinggi.. Metode lainnya yaitu adanya  pembelajaran audio visual secara langsung (tatap muka), itu lebih membuat saya fokus dan dapat menyerap ilmu dengan baik.

 







DAFTAR PUSTAKA


Hasanah Uswatun, Ludiana , Immawati , Livana. 2020. Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Semarang. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 299 - 306. FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang


https://www.zenius.net/blog/game-ice-breaking


https://www.kompasiana.com/hafids10945/61558da32881756d356ef5e2/perasaan-insecure-remaja-pada-covid-19?page=all#section1 


http://repository.uin-suska.ac.id/55974/1/SKRIPSI%20ARIF%20RAHMAT.pdf


http://ejurnal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/download/313/234 


https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2136 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal PKM RSH- TEMAN BACAMU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT LITERASI CALON GURU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PKM RSH - PENGARUH PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI KALANGAN REMAJA

PENGARUH LITERASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI SMPIT ANNUR DAN SMA AL MUSLIM KABUPATEN BEKASI