Halimatus Sadiyah-2102123
EKSISTENSI DAN PENGGUNAAN BAHASA NASIONAL
INDONESIA
DI KALANGAN GENERASI MILENIAL
Makalah
disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis yang dibina
oleh
Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd.
oleh
Halimatus Sadiyah
NIM 2102123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KOTA BANDUNG
2022
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji dan syukur atas rahmat Allah swt. berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul “EKSISTENSI DAN PENGGUNAAN BAHASA NASIONAL DI KALANGAN
GENERASI MILENIAL” dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini terdiri atas tiga bab
yaitu: pendahuluan; pembahasan; dan penutup. Pada bab pendahuluan disajikan
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan makalah. Kemudian
pada bab pembahasan mengupas mengenai pengertian bahasa, sejarah bahasa
Indonesia, eksistensi bahasa nasional indonesia di kalangan generasi milenial,
dan penggunaan bahasa nasional indonesia di kalangan generasi milenial.
Terakhir, pada bab penutup berisi simpulan dan saran.
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, selayaknya penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Ibu Dr. Isah Cahyani, M.Pd, selaku
dosen pengampu mata kuliah menulis yang telah memberi dukungan kepada penulis.
Penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk perbaikan
makalah pada masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Bandung, 27 Maret 2022
Penulis,
Halimatus
Sadiyah
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan Makalah
D.
Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
B.
Sejarah Bahasa di Indonesia
C.
Eksistensi Bahasa Nasional Indonesia Di
Kalangan Generasi Milenial
D.
Penggunaan Bahasa Nasional Indonesia Di
Kalangan Generasi Milenial
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan bahasa, seorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan
kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Keraf (2004 : 1), bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa Indonesia di pengaruhi oleh era globalisasi
yang ditandai dengan arus komunikasi yang tidak dapat diprediksi arahnya. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang digunakan dalam pergaulan di era
globalisasi perlu sangat menjadi perhatian oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan
bahasa Indonesia sekarang semakin memudar, hal ini merupakan kenyataan yang
ironis bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan dengan tujuan
menyampaikan perasaan dan pikiran seseorang dengan sempurna dan lengkap kepada
orang lain. Realita yang terjadi saat ini justru rasa bangga berbahasa
Indonesia belum tertanam pada setiap kalangan masyarakat Indonesia.
Dahulu bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan
benar sesuai kaidah berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan
perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar, eksistensi dan penggunakan bahasa
Indonesia justru berkurang. Penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat
Indonesia terutama oleh generasi milenial kurang sesuai dengan kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. apa
yang dimaksud dengan bahasa?
2. bagaimana
sejarah bahasa Indonesia?
3. bagaimana
eksistensi bahasa nasional Indonesia di
kalangan generasi milenial
4. bagaimana
penggunaan bahasa nasional Indonesia di
kalangan generasi milenial
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan
pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis, tujuan dalam penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu pengertian bahasa, sejarah adanya
bahasa di Indonesia, serta untuk mengetahui eksistensi dan penggunaan bahasa Indonesia
di kalangan generasi milenial.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Adapun
manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Manfaat
Teoritis
Dapat
mengetahui sejarah adanya bahasa di Indonesia serta untuk mengetahui eksistensi
dan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi milenial.
2. Manfaat
Praktis
Makalah
ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui sejarah adanya bahasa di
Indonesia serta eksistensi dan penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi
milenial.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia
karena bahasa menjadi alat komunikasi yang utama. Sebagai alat komunikasi,
bahasa meliputi kata, kumpulan kata, klausa dan kalimat yang diungkapkan secara
lisan maupun tulisan. Sementara pengertian bahasa adalah sistem komunikasi
manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang
terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan
kalimat. Adapun menurut KBBI, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan dalam perspektif Linguistik Sistemik
Fungsional (LSF), bahasa adalah bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan
pekerjaan di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan
baik secara lisan maupun secara tulis. Dalam perspektif LSF tersebut, bahasa
dipandang sebagai suatu konstruksi yang dibentuk melalui fungsi dan sistem
secara simultan.
Berdasarkan pengertiannya, bahasa termasuk sistem
perlambang yang dipakai secara timbal balik, dan dibentuk atas unsur-unsur
bunyi ucapan manusia. Hal ini diungkapkan dalam buku Khazanah Antropologi
(2009) terbitan Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Bahasa juga
merupakan bagian dari kemampuan manusia yang paling dasar, sekaligus menjadi
ciri utama spesies Homo Sapiens. Menurut para ahli bahasa, meskipun binatang
mempunyai kemampuan menggunakan simbol atau tanda untuk berkomunikasi, tetapi
sistem komunikasi tersebut bukan merupakan bahasa. Berbeda dari binatang,
manusia mampu mempertukarkan ucapan lewat bahasa untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Jadi, fungsi utama bahasa ialah memenuhi kebutuhan komunikasi di
antara sesama manusia. Selain itu, dalam kehidupan manusia, bahasa juga sangat
terkait dengan perkembangan budaya. Ada tiga faktor yang menunjukkan peran
bahasa dalam perkembangan budaya yaitu (1) unsur budaya, (2) penanda
stratifikasi sosial, dan (3) simbol budaya suku bangsa.
Fungsi bahasa secara dalam kehidupan masyarakat adalah
sebagai alat komunikasi. Namun, bahasa juga bisa memiliki sejumlah fungsi
lainnya seperti: (1) bahasa sebagai alat ekspresi diri; (2) bahasa sebagai alat
komunikasi, bahasa dipakai buat menyampaikan maksud tertentu agar bisa dipahami
orang lain; (3) bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial Saat
beradaptasi di lingkungan sosial; dan (4) bahasa sebagai alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa bisa sangat efektif.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang
menjadi identitas bangsa Indonesia. Artinya, bahwa kedudukan Bahasa Indonesia
adalah sebagai bahasa nasional negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan fungsi
dari Bahasa Indonesia yaitu: (a) bahasa resmi kenegaraan; (b) bahasa pengantar
resmi di lembaga-lembaga pendidikan; (c) bahasa resmi di dalam perhubungan pada
tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
serta pemerintah; dan (d) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. (Masnur : 2010).
Bangsa
Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, adat istiadat, bahasa, dan
sebagainya. Dengan keberagaman yang ada di Indonesia, bahasa Indonesia adalah
bahasa resmi dan menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai bahasa nasional tepat setelah hari Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tanggal 18 Agustus 1945. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal
36, menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Bahasa
Melayu mulai menyerap kosakata dari berbagai bahasa. Seperti bahasa Sansekerta,
bahasa Persia, bahasa Arab dan bahasa-bahasa Eropa. Berbagai dialek mulai
bermunculan dari bahasa Melayu. Timbul lah rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia yang menginspirasi pemuda hingga melahirkan sumpah pemuda.
Bahasa
Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928, ketika pemuda di peloksok Nusantara
sedang melakukan rapat pemuda. Pada tanggal tersebut yang kita sebut Sumpah
Pemuda, para pemuda berikrar. Ikrar yang ketiga berbunyi Menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Menyatakan tekad para pemuda bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
Bangsa Indonesia.
Berdasarkan
keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,
menyatakan bahwa berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang
digunakan sebagai bahasa penghubung di seluruh Asia Tenggara.
C. Eksistensi Bahasa Nasional Indonesia Di Kalangan Generasi Milenial
Penggalakan
Gerakan Disiplin Nasional pada tahun 1995 untuk mengutamakan bahasa Indonesia
tengah menemui masa redup. Redupnya pengutamaan bahasa negara di ruang publik
seolah-olah menunjukan tanda-tanda kekhasan identitas bangsa ini mulai runtuh.
Keruntuhan simbolik negara bangsa seperti itu tengah terjadi oleh karena agenda
globalisasi dan kemajuan teknologi informasi serta komunikasi yang telah
diproyeksi sebagai modernisasi era revolusi industri 4.0. Sikap bangga pada
bahasa asing seperti itu dianggap menjadi pilihan yang tepat agar manusia
Indonesia lebih berterima sebagai warga global. Pada saat yang sama, agenda dan
kemajuan global itu telah melahirkan generasi milenial yang sedang digelorakan
agar tercetak “generasi emas” pada tahun 2045. Harapan mulia itu akan “jauh
panggang dari api” apabila kesetiaan, kebanggaan, dan tanggung jawab untuk berbahasa
Indonesia secara baik dan benar serta apik dan santun di ruang publik
menghilang. Tanpa kepatuhan yang memadai terhadap hokum yang berlaku tersebut,
penggunaan bahasa Indonesia melalui media sosial cenderung lebih sebagai alat
pengungkap kesenangan pada hal instan dan kebiasaan merumpikan SARA daripada
sebagai etos pengembangan literasi sebagai baca tulis secara komprehensif.
Tantangan linguistik, sejarah, dan hokum itu makin besar pada zaman
globalisasi, terutama pada era Revolusi Industri 4.0.
Untuk
tetap menjaga eksistensi bahasa Indonesia, telah diadakan 10 kali kongres
Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk memlihara dan menjaga eksistensi Bahasa
Indonesia di dalam perkembangan modernisasi dan globalisasi. Pada Kongres
Bahasa Indonesia VIII pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta, menetapkan
bahwa Oktober dijadikan bulan bahasa.
D. Penggunaan Bahasa Nasional Indonesia Di Kalangan Generasi Milenial
Era ini ditandai, antara lain adanya kontak bahasa,
dan budaya yang tidak bias terelakan. Dalam hubungan itu, kedudukan bahasa yang
hidup dan diperlukan dalam kegiatan berbangsa dan bernegara perlu dikukuhkan.
Bahasa Indonesia ditempatkan sebagai alat pemersatu bangsa, pembentuk jati
diri, dan kemandirian bangsa, serta sebagai wahana bangsa menuju kehidupan yang
lebih modern dan beradab. (Putri 2017) Bahasa daerah merupakan bagian sarana
pembinaan dan pengembangan budaya, seni dan tradisi daerah yang dapat
memperkuat jati diri bangsa dalam berbagai kompetisi global. Bahasa asing
merupakan sarana agar bangsa kita mampu berkompetisi aktif dalam kontak
antarbangsa. Untuk memperkukuh kedudukan bahasa dalam era globalisasi itu,
upaya-upaya yang sungguh-sungguh perlu dipersiapkan dan dilakukan baik dalam
berbagai aspek substansial kebahasaan maupun aspek kelembagaan. Untuk menghadapi
tuntutan dan tantangan perkembangan sosial dan budaya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kehidupan berbangsa dalam era globalisasi, dan
teknologi informasi masa kni serta masa yang akan datang dalam millennium
ketiga, bahasa Indonesia perlu ditingkatkan mutunya dan dikembangkan kemampuan
daya ungkapnya sehingga buku tata bahasa dan kamus serta berbagai pedoman
pengunaan bahasa menjadi profesional untuk lebih memberdayakan sumber daya
manusia Indonesia. (Marsudi 2009) Di samping itu, sesuai dengan tuntutan
reformasi, penutur bahasa Indonesia, para pejabat, dan tokoh panutan masyarakat
perlu dibina sedemikian rupa sehingga perilaku bahasanya lebih baik, benar,
demokratis, dan lugas. Pada saat ini bangsa Indonesia hidup dalam dua era
sekaligus, yaitu era globalisasi dan era otonomi daerah. Kedua era ini telah
mempengaruhi peran bahasa-bahasa di Indonesia. Peran bahasa Indonesia dan
bahasa asing perlu dirumuskan kembali seiring dengan otonomi daerah. Dalam
kaitan dengan hal itu, mutu bahasa, terutama bahasa Indonesia dan bahasa
daerah, perlu ditingkatkan agar kedua bahasa tersebut disamping dapat terus
terpelihara dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945 juga dapat menjalankan fungsinya untuk berbagai keperluan. Hal yang
terakhir adalah peningkatan mutu penggunaan bahasa. Peningkatan itu dapat
dilakukan dengan memperbaharui pengajaran bahasa sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan rekayasa bahasa serta dengan meningkatkan
permasayarakatan bahasa agar dapat diperoleh sikap positif terhadap bahasa
Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Dari pengaruh globalisasi didapatkan tiga bahasa yang
digunakan remaja saat ini, yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul
merupakan bahasa yang digunakan dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam
penggunaan bahasa seenaknya sendiri sehingga masyarakat tidak dapat memahaminya
dalam proses komunikasi. Bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan dikalangan
remaja karena pengaruh arus globalisasi. Bahasa gaul juga merupakan ragam
bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an
yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul, bahasa
karena pengaruh waktu. Kedua yaitu bahasa asing, bahasa asing merupakan bahasa
yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal sebuah tempat tertentu misalnya,
bahasa Indonesia yang dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia.
Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air
atau negara asal seseorang.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Baik buruknya bahasa Indonesia merupakan tanggung
jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Setiap warga negara Indonesia harus serta merta berperan dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia ke arah yang positif. Usaha-usaha ini, antara
lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi
yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa,
majulah bangsa. Kacau bahasa, kacau pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari
benar oleh setiap warga negara Indonesia sehingga akan ada rasa tangung jawab
terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur
di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah barang tentu,
ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang mengaku
berbangsa Indonesia. Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia
merupakan ciri bangsa Indonesia yang perlu terus dipertahankan. Pergaulan
antarbangsa memerlukan alat komunikasi yang sederhana, mudah dipahami, dan
mampu menyampaikan pemikiran yang lengkap. Oleh karena itu, bahasa Indonesia
harus terus dibina dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kebanggaan
bagi bangsa Indonesia dalam pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini.
Adapun upaya yang harus dilakukan agar tetap
melestarikan bahasa Indonesia diantaranya: (1) tidak menggunakan bahasa asing
secara berlebihan; (2) membiasakan diri melakukan apapun menggunakan bahasa
Indonesia; (3) meningkatkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa
Indonesia; dan (4) Utamakan bahasa Indonesia,
pelihara bahasa daerah, dan kuasi bahasa asing.
B. Saran
Pada era globalisasi seperti sekarang, penulis
berharap kalangan generasi milenial dapat menggunakan bahasa nasional Indonesia
dengan baik dan benar sehingga bahasa Indonesia dapat terus bertahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf,
Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT: Nusa
Indah
Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Na’im
Akhsan, Hendry Syaputra. 2011. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, Dan Bahasa
Sehari-Hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan
Pusat Statistik
Putri,
N. P. 2017. Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial.
Penerbitdeepublish.com.
Vincent Wang (2 November 2021). Mengenal Sejarah Bahasa Indonesia dan Bangga
Menggunakannya. Diakses pada 25 Maret 2022 dari https://retizen.republika.co.id/posts/16086/mengenal-sejarah-bahasa-indonesia-dan-bangga-menggunakannya#:~:text=Bahasa%20Indonesia%20tumbuh%20dan%20berkembang,mulai%20bermunculan%20dari%20bahasa%20Melayu
Kompasiana.com. Chantigi
Mutiara (5 April 2021). Upaya Melestarikan Bahasa Indonesia. Diakses pada 25
Maret 2022 dari https://www.kompasiana.com/chantigimutiara0549/606b0eb88ede485d74374bb2/upaya-melestarikan-bahasa-indonesia
Komentar
Posting Komentar