Didin Jalaludin-2102344
PENGARUH GLOBALISASI
TERHADAP IMPLEMENTASI BAHASA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Makalah
disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menulis yang dibina
oleh Dr. Hj. Isah
Cahyani, M.Pd.
oleh
Didin Jalaludin
NIM 2102344
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah
Subhanallahu Wa’taala, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah makalah yang
berjudul “Pengaruh globalisasi terhadap implementasi bahasa Indonesia di
kalangan remaja” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan
penutup. Pada pendahuluan disajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
dan metode. Kemudian pembahasan mengupas materi globalisasi, remaja, dan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Selain itu Metode yang digunakan oleh penulis
adalah metode kualitatif dengan teknik kajian pustaka dan angket. Dengan demikian,
pembahasan mengupas hasil angket yang dikemas dalam tiga sub judul, yakni dampak
globalisasi terhadap bahasa Indonesia, urgensi implementasi bahasa Indonesia dikalangan
remaja, dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia dikalangan remaja.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah
ini banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
selayaknya penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1.
Ibu
Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Menulis yang
telah memberi dukungan dan arahan kepada penulis;
2.
Sabila
Fitri Nurahmi selaku teman sekelas yang telah membantu penulis terkait
sistematika penulisan makalah;
3.
Nisrina
Ayuningtyas selaku teman sekelas yang telah membantu penulis terkait
sistematika penulisan makalah;
4.
Christy
Agintka Putri selaku teman sekelas yang telah membantu penulis terkait
sistematika penulisan makalah;
5.
Dewi
Shinta selaku kakak tingkat yang telah membantu penulis terkait sistematika
penulisan makalah;
6.
Elvany
Fadilla selaku kakak tingkat yang telah membantu penulis terkait sistematika
penulisan makalah;
7.
Zakia
Virginia Putri selaku kakak tingkat yang telah membantu penulis terkait
sistematika penulisan makalah;
8.
Rahmaningtyas
Putri Noer selaku teman sekelas yang telah membantu penulis terkait sistematika
penulisan makalah;
9.
Halimatus
Sadiyah selaku teman sekelas yang telah membantu penulis terkait sistematika
penulisan makalah;
10. Para responden yang telah membantu penulis dalam mendapatkan
data.
Kritik
dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk perbaikan makalah pada masa
mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Ciamis, 26 Februari 2022
Penulis
Didin Jalaludin
NIM 2102344
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................
i
Daftar isi..............................................................................................................................
iii
Daftar tabel ......................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang...................................................................................................
1
B.
Rumusan
masalah..............................................................................................
2
C.
Tujuan................................................................................................................
2
D.
Metode..............................................................................................................
2
BAB
2 PEMBAHASAN
A.
Landasan
teori..................................................................................................
4
B.
Dampak
globalisasi terhadap bahasa Indonesia...............................................
6
C.
Urgensi
implementasi bahasa Indonesia dikalangan remaja............................
9
D.
Menjaga
eksistensi bahasa Indonesia dikalangan remaja.................................
10
BAB
3 PENUTUP
A.
Simpulan...........................................................................................................
11
B.
Saran.................................................................................................................
11
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2..............................................................................................................................
7
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Globalisasi sangat berpengaruh terhadap berbagai hal,
seperti budaya dan sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi juga sangat
berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada kalangan remaja, hal ini
ditegaskan oleh Nurpratiwiningsih dan Maknun (2020: 46) yang menyatakan bahwa:
Globalisasi dan reformasi memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
segala aspek kehidupan, termasuk di dalamnya persoalan bahasa Indonesia sebagai
jati diri bangsa. Senada dengan Nurpratiwingsih dan Maknun, Arum dkk. (2020: 4)
juga menyatakan bahwa: Globalisasi memengaruhi kemajuan teknologi yang terjadi
pada masa kini yang berdampak pada berbagai unsur, salah satunya perihal
kebahasaan, utamanya mengenai gaya bahasa yang digunakan oleh generasi milenial.
Salahsatu fenomena yang muncul karena pengaruh
globalisasi terhadap bahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia yang
diselingi bahasa inggris oleh sekelompok remaja Jakarta Selatan atau yang
sering disebut sebagai bahasa Jaksel. Rahmawati (2018) menyatakan bahwa
fenomena ini muncul bukan tanpa alasan, mencampur bahasa merupakan lambang
hierarki yang menunjukkan status sosial, pendidikan, dan kehormatan.
Adapun kasus lain yang disebabkan oleh pengaruh
globalisasi terhadap penggunaan bahasa Indonesia adalah munculnya fenomena bahasa
alay karena adanya teknologi mengetik dan jejaring sosial pada telepon genggam,
sering kali karena faktor sosial dan faktor biaya pengguna teknologi mengetik ini
melakukan modifikasi kata yang ingin disampaikan. Sebagaimana gejala ini
ditemukan oleh Kartajaya dan Hermawan (dalam Gunawan, 2011: 367) yang
menyatakan bahwa bahasa alay mulai muncul sejak ada program SMS (Short
Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan
tarif per karakter yang berfungsi untuk menghemat biaya. Tentunya fenomena bahasa
alay ini seringkali menyebabkan tidak tersampaikannya makna terhadap lawan
bicara, ataupun seringkali menimbulkan kesalahpahaman diantara pengujar dan
pendengar ataupun diantara penulis dan pembaca.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut;
1.
Bagaimana
dampak negatif globalisasi terhadap implementasi bahasa Indonesia di kalangan
remaja?
2.
Apakah
urgensi mengetahui serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah yang telah disampaikan di atas, penulis merumuskan bahwa tujuan dari pembahasan
ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mengancam eksistensi penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2.
Untuk
menjaga eksistensi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
D. Metode
Penyusunan makalah “Pengaruh globalisasi terhadap implementasi bahasa Indonesia di kalangan remaja” menggunakan metode kualitatif dengan teknik kajian pustaka dan angket. William (2021) berpendapat bahwa penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi seseorang atau sekelompok terhadap sesuatu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Mantra (2004) memaparkan bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun teknik yang digunakan dalam metode kualitatif ini adalah teknik kajian pustaka dan angket. Dalam hal ini, penulis mencari referensi, data dari sebuah bacaan, dan data melalui angket yang diisi kalangan remaja. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan terkait fenomena yang muncul tentang dampak globalisasi terhadap implementasi bahasa di kalangan remaja. Angket tersebut terdiri atas 9 pertanyaan . Ruang lingkup pertanyaan tersebut meliputi : penggunaan bahasa jaksel, bahasa alay, dan pemerolehan serta penggunaan bahasa.
Subjek penelitian ini yaitu kalangan
remaja. Terutama para remaja yang berusia pada 10-24 tahun (Kemenkes, 2012). Keseluruhan remaja yang mengisi angket ini berasal dari lingkungan pertemanan Jawa Barat. Remaja yang mengembalikan angket sebanyak 25 orang.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Landasan
teori
1.
Globalisasi
Globalisasi
adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan
dunia, produk, pemikiran, dan aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur
transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan internet,
merupakan salah satu factor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (Interdependesi) ekonomi dan budaya. Sehingga globalisasi
merupakan pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia secara keseluruhan
(Robertson, 1992:6).
Proses
globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan
global di dalam suatu ruang dan waktu melalui internasional perdagangan,
internasional pasar dari produksi dan keuangan, internasioanal dari komoditas
budaya yang ditopang oleh jaringan sistem telekomunikasi global yang semakin
canggih dan cepat. Kaitan antara globalisasi dan pendidikan terletak di dalam
lahirnya suatu masyarakat baru yaitu “Knowledge-based-society”. Adanya
globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang merupakan dasar dari
globalisasi ekonomi dan politik di dunia ini. Namun demikian suatu “Knowledge-based-society”
yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan akan terus-menerus berubah dan
merupakan subyek untuk revisi. Hal ini memerlukan apa yang disebutnya sikap
refleksif dari manusia yaitu kemampuan untuk merenungkan mengenai kehidupannya
berdasarkan rasio (Tilaar, 2005:165).
Disamping beberapa dampak positif globalisasi yang telah disampaikan diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi juga memiliki berbagai dampak negatif yang sangat mengancam. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan karena terjadinya globalisasi adalah memudarnya rasa nasionalisme, tergerusnya budaya lokal, eksistensi bahasa lokal mulai menghilang dan masih banyak lagi.
2.
Remaja
Menurut
bahasa, kata remaja berasal dari bahasa latin yakni adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Disamping itu kata adolensence memiliki
arti yang lebih luas lagi, dimana mencakup kematangan mental, emosiaonal,
sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Pada
masa ini seseorang tibak bisa dikatakan sebagai golongan dewasa maupun
anak-anak, karena masa remaja ini berada ditengah-tengahnya. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, pada masa ini seseorang
akan banyak mengalami perubahan, seperti perubahan bentuk tubuh, suara, gaya
hidup, dan pola pikir.
Ada
beberapa pendapat mengenai bagaimana rentang usia pada masa remaja, menurutWHO
remaja berada pada rentang usia 10-19 tahun, menurut Menteri Kesehatan RI Nomor
25 tahun 2014 remaja berada pada rentang usia 10-18 tahun, sedangkan menurut
badan kependudukan dan Keluarga berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah
10-24 tahun dan belum menikah.
Melihat
adanya berbagai pendapat mengenai definisi remaja beserta rentang usia yang dikatakan
sebagai masa remaja, penulis mengambil salah satu diataranya yang dirasa
sesuai, untuk itu penulis lebih memilih pengertian remaja beserta rentang
usianya sebagaimana yang disampaikan oleh (BKKBN) yakni 10-24 tahun dan belum
menikah. Alasan penulis memutuskan hal tersebut adalah karena menurut penulis
hakikat dewasa adalah seorang yang mampu bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan orang lain, serta memiliki kematangan emosional.
Seringkali
penulis menemukan bahwa rata-rata orang yang berada pada rentang usia 10-24
tahun ini memiliki kemampuan emosional yang kurang baik, seperti menghindar
saat memiliki tekanan, emosional, melampiaskan beban hidupnya kepada hal-hal
yang buruk dan lain sebagainya. Pada rentang usia 10-24 tahun juga penulis
menemukan bahwa mereka rata-rata memiliki rasa tanggung jawab yang kurang dan
pilih-pilih terhadap tanggung jawab mana yang akan dipenuhi dan tidak dipenuhi,
contoh konkretnya adalah tidak sedikit mahasiswa yang seringkali tidak
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok, karena lebih mementingkan kesibukan
organisasi dan lain sebagainya. Penulis menyadari bahwa antara kemampuan
mengendalikan emosional dan rasa tanggung jawab ini saling berkesinambungan
ataupun saling mempengaruhi.
3.
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Menurut
ferdiansyah (2021) bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang dipakai
sesuai dengan situasi kebahasaan. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah
bahasa Indonesia yang dipakai sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan (KBBI).
Penulis
mengangkat hal ini karena dalam bahasan materi ini juga berkaitan dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja yang telah
terpengaruhi oleh dampak negatif globalisasi.
B.
Dampak
globalisasi terhadap bahasa Indonesia
Berdasarkan
berbagai hal yang telah disampaikan di atas, kita mengetahui bahwa globalisasi
ternyata bukan hanya membawa kesejahteraan dengan kemajuan-kemajuannya, akan
tetapi globalisasi juga memiliki berdampak negatif terhadap berbagai hal,
seperti terhadap budaya, pola pikir, dan pola hidup.
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa globalisasi juga berdampak terhadap penggunaan
bahasa, terutama terhadap penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja yang
notabennya merupakan golongan yang lebih menikmati dan memanfaatkan
pengaruh-pengaruh globalisasi. Masa remaja yang merupakan masa peralihan dan
perkembangan tentunya akan lebih mudah dan lebih mendapatkan pengaruh besar
dari adanya globalisasi, seperti halnya yang sering penulis dan mungkin pembaca
temui di lingkungan masing-masing bahwa para remaja cenderung lebih mengikuti
perkembangan zaman, meningggalkan budaya lokal, dan terus menerus terbawa arus
globalisasi.
Salah
satu fenomena yang timbul akibat adanya dampak negatif globalisasi ini adalah
penggunaan bahasa alay, tidak dapat dipungkiri bahwa pengguna teknologi dan
pengikut trend terbaru ini kebanyakan merupakan para remaja. Mereka mengubah
dan menambahkan bahasa yang mereka anggap keren dan gaul dalam pengetikkan di
jejaring sosial, contohnya seperti bahasa alay pada bentuk kata “K4m0eh” yang
merupakan modifikasi dari kata “Kamu”. Munculnya fenomena ini berawal semenjak
lahirnya teknologi SMS (Short Message Service), hingga akhirnya saat ini
banyak terjadi pada media sosial Facebook dan merambak kepada jejaring
sosial lainnya, ini merupakan sebuah bentuk penyimpangan yang nyata, penggunaan
bahasa Indonesia yang semestinya tidak mereka implementasikan, mereka lebih
memilih anggapan sosial daripada kebenaran yang semestinya.
Adapun
kasus lain yang timbul karena adanya dampak negatif globalisasi adalah fenomena
bahasa Jaksel yang sering digunakan oleh sekelompok remaja Jakarta
Selatan, namun kini fenomena bahasa tersebut bukan hanya terjadi pada remaja
yang berasal dari Jakarta Selatan saja, akan tetapi sudah menyebar ke
daerah-daerah lainnya. Contoh penggunaan bahasa Jaksel seperti kalimat
“Aku sama dia hanya FWB (Friend With Benefit), jadi literally
bukan pacaran sih, tapi kadang-kadang sering sleep call and kadang
terjadi trust issue karena love language yang tidak tersampaikan”.
Fenomena tersebut merupakan bentuk nyata dari penggunaan bahasa Indonesia yang
tidak sesuai, dimana karena hal tersebut bisa saja menimbulkan tidak
tersampaikannya makna yang seharusnya dan bahkan bisa menyebabkan
kesalahpahaman yang fatal.
Untuk
membuktikan fenomena-fenomena di atas penulis melakukan survei melalui
kuesioner yang diikuti oleh beberapa orang remaja, berikut adalah hasilnya:
No. |
INISIAL |
USIA |
JP |
PM |
PB |
TTP |
|||
BA |
BJ |
BA |
BJ |
BA |
BJ |
||||
1 |
MA |
15-19 |
U |
P |
P |
T |
I |
PN |
LT |
2 |
AN |
10-15 |
U |
P |
P |
T |
T |
PN |
TV |
3 |
SN |
19-24 |
Sedang dicari |
P |
P |
T |
T |
LT |
LT |
4 |
SFN |
15-19 |
U |
S |
P |
T |
I |
LT |
I |
5 |
APJ |
19-24 |
U |
P |
TP |
T |
I |
LT |
TP |
6 |
IN |
19-24 |
U |
P |
P |
I |
T |
LT |
LT |
7 |
RSA |
19-24 |
U |
P |
TP |
T |
I |
TV |
TV |
8 |
BDH |
19-24 |
U |
P |
TP |
I |
I |
TV |
TP |
9 |
ZNA |
19-24 |
U |
P |
TP |
T |
TU |
TV |
TU |
10 |
NA |
15-19 |
U |
P |
P |
T |
I |
LT |
TV |
11 |
ZY |
15-19 |
U |
TP |
P |
T |
T |
LT |
LT |
12 |
AV |
19-24 |
U |
P |
P |
T |
T |
TV |
LT |
13 |
MH |
19-24 |
SMA/SJ |
P |
TP |
T |
I |
LT |
J |
14 |
AR |
19-24 |
U |
P |
P |
I |
I |
LT |
LT |
15 |
LA |
15-19 |
U |
S |
TP |
I |
TU |
LT |
TP |
16 |
NRW |
19-24 |
U |
P |
TP |
T |
TU |
LT |
TP |
17 |
SY |
19-24 |
U |
P |
P |
T |
I |
LT |
TV |
18 |
AP |
15-19 |
U |
TP |
TP |
I |
I |
LT |
TP |
19 |
ZVP |
19-24 |
U |
P |
P |
I |
I |
LT |
LT |
20 |
SSP |
15-19 |
U |
P |
P |
T |
T |
LT |
LT |
21 |
AK |
19-24 |
U |
P |
P |
T |
I |
TV |
LT |
22 |
HAA |
19-24 |
U |
P |
P |
I |
I |
TV |
TV |
23 |
LS |
15-19 |
U |
P |
TP |
TDI |
TU |
LT |
- |
24 |
AA |
19-24 |
Bekerja |
S |
S |
LTS |
T |
TD |
LT |
25 |
N |
19-24 |
U |
TP |
TP |
I |
I |
LT |
LT |
Tabel 2.2
*) Keterangan
1.
Pertanyaan angket:
·
JP : Jenjang pendidikan
·
PM : Pernah menggunakan
·
PB : Penggunaan bahasa
·
TTP : Tempat/target
penggunaan
·
BA : Bahasa alay
·
BJ : Bahasa Jaksel
2.
Isian responden
·
U : Universitas
·
SJ : Sederajat
·
P : Pernah
·
S : Sering
·
TP : Tidak pernah
·
T : Teman
·
I : Internet
·
TU : Tidak tahu
·
PN : Pasangan
·
LT : Lingkungan teman
·
TV : Teman virtual
·
TD : Teman dekat
Dari tabel hasil kuesioner dapat dilihat bahwa 19 dari 25
responden pernah menggunakan bahasa alay, 3 dari 25 responden sering
menggunakan bahasa alay, dan 3 dari 25 orang mengaku tidak pernah menggunakan
bahasa alay. Selain itu 14 dari 25 responden pernah menggunakan bahasa Jaksel,
10 dari 25 responden tidak pernah menggunakan bahasa Jaksel, dan 1 dari
25 responden mengaku sering menggunakan bahasa Jaksel. Dapat dilihat
juga bahwa sebanyak 16 dari 25 responden berada pada rentang usia 19-24 tahun, 8
dari 25 responded berada pada rentang usia 15-19 tahun, dan 1 dari 25 responden
berada pada rentang usia 10-15 tahun.
Sebanyak 21 dari 25 responden berada pada jenjang pendidikan
tingkat universitas, 1 dari 25 responden merupakan lulusan SMA , namun belum
memasuki jenjang pendidikan universitas, 1 dari 25 bekerja, 1 dari 25 responden
merupakan masyarakat umum, dan 1 dari 25 responden berada pada jenjang
pendidikan SMA/SMK/MA/ sederajat. 15 dari 25 responden mengaku mendapatkan
pengetahuan terkait bahasa alay ini dari teman, 8 dari 25 responden dari internet,
1 dari 25 responden dari teman dan internet, dan 1 dari 25 responden mengaku
mendapatkan pengetahuan terkait bahasa alay dari lingkungan, teman, dan sosial
media.
14 dari 25 responden mendapatkan pengetahuan terkait bahasa Jaksel dari
internet, 7 dari 25 dari teman, dan 4 dari 25 responden mengaku tidak tahu,
belum tahu, dan kurang tahu mengani bahasa Jaksel. Dari hasil kuesioner
yang telah diisi oleh responden juga dapat dilihat bahwa rata-rata responden
menggunakan bahasa alay dan bahasa Jaksel ini di lingkungan pertemanan,
dan sisanya di internet serta hanya digunakan terhadap orang-orang tertentu.
C.
Urgensi
implementasi bahasa Indonesia dikalangan remaja
Melihat
adanya beberapa fenomena-fenomena yang timbul akibat dari adanya dampak negatif
globalisasi, sangat penting bagi seluruh masyarakat terkhususnya kalangan
remaja untuk sadar dan ikut andil dalam implementasi bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Bukan tanpa alasan, tetapi hal ini jika dibiarkan begitu saja atau
bahkan dianggap sebagai hal yang normal akan sangat mengancam terhadap
eksistensi dan bahkan kelestarian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kita
harus melihat kebelakang, kepada perjalanan sejarah panjang yang penuh
perjuangan, di mana melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 para
pemuda umumnya masyarakat Indonesia dengan gagah berani dalam bayang-bayang
ancaman memperjuangkan dan mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Tentu kita selaku penerus bangsa sekaligus pengisi
kemerdekaan sangat tidak pantas jika tidak menjaga salah satu warisan
perjuangan tersebut, perilaku tidak bertanggung jawab seperti itu merupakan
dosa besar.
Hal-hal negatif yang mengubah, menambahkan dengan keliru, dan mengurangi semena-mena bagian dari sebuah bahasa tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan kecil, karena pada dasarnya sesuatu yang besar berasal dari hal-hal kecil yang dianggap sepele. Jika hal-hal negatif diatas tidak segera diatasi dan dihentikan, bukan tidak mungkin bahwa tidak lama lagi bahasa Indonesia yang baik dan benar akan segera kehilangan eksistensinya dan bahkan punah. Kalangan remaja yang notabennya sedang berada pada masa-masa produktif sekaligus pelaku dan penggguna utama dalam kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang dibawa oleh arus globalisasi harus menjadi pelopor dan contoh yang baik bagi masyarakat lainnya dalam implementasi serta upaya pelestarian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
D.
Menjaga
eksistensi bahasa Indonesia dikalangan remaja
Setelah
melihat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh globalisasi
terhadap implementasi dan eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar
tentunya sangat penting bagi kita selaku generasi penerus bangsa untuk senantiasa
menjaga dan meng impelementasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal itu
bertujuan agar eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
implementasi bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap terjaga hingga akhirnya
dapat diwariskan kembali kepada generasi-generasi selanjutnya.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal-hal diatas adalah dengan
senantiasa mencari dan mempelajari bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan
benar, mengimplementasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari, mengimplementasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
bermedia sosial, memberikan edukasi terkait bahasa Indonesia yang baik dan
benar kepada orang lain dan lain sebagainya.
BAB 3
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah membahas berbagai dampak dan fenomena yang timbul
dari globalisasi penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang dipakai sesuai dengan situasi kebahasaan.
Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang dipakai
sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan (KBBI).
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar merupakan sebuah warisan dan tanggung jawab yang
besar bagi seluruh rakyat Indonesia terkhususnya bagi kalangan remaja yang
notabennya sedang berada pada masa-masa produktif sekaligus pelaku dan pengguna
kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang dibawa oleh arus
globalisasi.
Fenomena
bahasa alay dan bahasa Jaksel merupakan bukti nyata telah memudarnya
eksistensi dan implementasi bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan
remaja, tentunya hal ini sangat mengacam terhadap eksistensi dan kelestarian
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal-hal negatif yang telah ditimbulkan
oleh pengaruh globalisasi bisa diatasi dan diperbaiki dengan upaya bertanggung
jawab, peduli, dan ikut andil dalam pembenahan penggunaan bahasa serta
senantiasa mengimplementasikan juga mengedukasi terkait bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Diharapkan dengan hal tersebut bahasa Indonesia yang baik dan
benar akan tetap eksis dan lestari hingga akhirnya dapat diwariskan dengan baik
kepada generasi-generasi selanjutnya.
B.
Saran
Setelah
melaksaakan pembahasan ini, dengan tujuan menjaga dan melestarikan bahasa
Indonesia yang baik dan benar penulis menyarankan agar kalangan remaja dapat
lebih berpartisipasi aktif dalam upaya mengimplementasikan serta melestarikan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi,
informasi, dan komunikasi yang pesat diera globalisasi. Kalangan remaja juga
diharapkan agar lebih bijaksana dalam menyikapi kemajuan teknologi, informasi,
dan komunikasi, sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurpratiwiningsih dan Maknun. 2020: 46. Pengaruh globalisasi terhadap penggunaan
bahasa dikalangan remaja http://dev.umus.ac.id/index.php/kontekstual/article/download/161/97 (Diakses pada 26 Februari 2022).
Arum dkk. 2020: 4. Pengaruh globalisasi terhadap gaya bahasa dikalangan remaja https://www.researchgate.net/publication/340686115_MAKALAH_PENELITIAN_BAHASA_INDONESIA_PENGARUH_GLOBALISASI_TERHADAP_GAYA_BAHASA_DIKALANGAN (Diakses pada 26 Februari 2022).
Rahmawati. 2018. Fenomena bahasa JAKSEL https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180919154522-282-331461/fenomena-campur-aduk-bahasa-anak-jaksel (Diakses pada 26 Februari 2022).
Kartajaya dan Hermawan dalam Gunawan, 2011: 367. Bahasa
alay http://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/Adabiyyat/article/view/735/677 (Diakses pada 26 Februari 2022).
William. 2021. Metode kualitatif https://tirto.id/mengenal-teknik-pengumpulan-data-kualitatif-dan-kuantitatif-ga1i (Diakses pada 26 Maret 2022).
Robertson, Tilaar. 1992, 2005. Globalisasi. http://eprints.ums.ac.id/47004/3/BAB%20I.pdf (Diakses pada 26 Maret 2022).
Kementerian kesehatan RI. 2012. Pengertian remaja https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjJ1_P0keP2AhXj4zgGHbWBA_8QFnoECAkQAw&url=https%3A%2F%2Fpusdatin.kemkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-reproduksi-remaja.pdf&usg=AOvVaw2XmtcHAVhmO05CBy1CpJNk (Diakses pada 26 Maret 2022).
Hurlock. 1992. Pengertian remaja menurut para ahli https://ruangguruku.com/pengertian-remaja/ (Diakses pada 26 Maret 2022).
Ferdiansyah. 2021. Bahasa Indonesia yang baik dan benar https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=97357 (Diakses pada 26 Maret 2022).
Komentar
Posting Komentar